Contoh makalah perkembangan psikososial
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang Perkembangan Psikososial ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Ibu Hj. Musri’ah, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Perkembangan Psikososial. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun
ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Brebes, 13 Februari 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................
1
Daftar Isi .................................................................................................
2
BAB I Pendahuluan .................................................................................................
3
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penulis ......................................................................... 3
BAB II Pembahasan .................................................................................................
4
A. Perkembangan Psikososial ......................................................................... 4
B. Perkembangan Sosial ......................................................................... 7
C. Perkembangan Emosi ......................................................................... 9
BAB III Penutup ................................................................................................
13
A. Kesimpulan ........................................................................ 13
Daftar Pustaka ................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Istilah
perkembangan merujuk pada bagaimana orang tumbuh, menyesuaikan diri, dan
berubah sepanjang perjalanan hidup mereka, melalui perkembangan fisik,
perkembangan kepribadian, perkembangan sosioemosional, perkembangan kognitif,
dan perkembangan bahasa.
Ketika anak-anak meningkatkan
kemampuan kognitif mereka, mereka juga mengembangkan konsep diri, cara
berinteraksi dengan orang-orang lain, dan sikap terhahadap dunia ini. pemahaman
tentang perkembangan pribadi dan sosial ini sangat berperan penting bagi
kemampuan guru memotivasi, mengajar, dan berhasil berinteraksi dengan siswa
dalam berbagai usia.
Sama seperti
perkembangan kognitif, perkembangan pribadi dan sosial sering digambarkan dari
sudut tahap-tahap. Kita berbicara tentang “usia dua tahun yang mengerikan”,
bukan “usia satu tahun yang mengerikan”. Atau usia tiga tahun yang mengerikan,
dan ketika seseorang beraksi dengan tidak masuk akal dan egois, kita menuduh
orang itu, kita menuduh orang itu “berperilaku seperti anak berusia 2 tahun”.
Kata-kata
remaja dan belasan tahun diasosiasikan dalam budaya barat dengan sikap
memberontak, krisis identitas, pemujaan pahlawan, dan kesadaran seksual. Semua
asosiasi ini mencerminkan tahap-tahap perkembangan yang kita yakini dialami
semua orang. Bagian ini berfokus pada teori perkembangan pribadi dan sosial
yang dilaporkan Erik Erikson, yang merupakan suatu adaptasi teori-teori
perkembangan psikiater besar Sigmund Freud. Karya Erikson sering disebut teori
psikososial, karena karya tersebut menceritakan prinsip-prinsip perkembangan
psikologis dan sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian psikologi perkembangan?
2. Apa tujuan
psikologi perkembangan?
3. Apa saja
tahapan perkembangan psikososial Erikson?
C. Tujuan
Penulis
Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap perkembangan
psikososial Erikson, dengan itu kita dapat mengetahui apa saja yang harus
digunakan dalam menghadapi tahap perkembangan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Psikososial
Erikson mengatakan bahwa
perkembangan memiliki prinsip epigenetik, yaitu kehidupan organisme yang baru
itu berkembang dari sumber yang memiliki identitas yang tidak berbda dengan
organisme yang baru dan perkembangannya pun bertahap. Seperti contoh
perkembangan bunga mawar, jika kita mengganggu perkembangan bunga tersebut,
maka kita akan merusak seluruh bagian bunga tersebut. Freud menyatakan terdapat
lima tahapan di dalam perkembangan, sedangkan Erikson menyatakan delapan tahap
perkembangan. Freud menyatakan bahwa orang tua berpengaruh pada
perkembangan anaknya yang bersifat dramatik, sedangkan Erikson menyatakan bahwa
perkembangan anak yang dipengaruhi oleh orang tua adalah baik.
Tahapan Perkembangan Menurut Erikson
|
Tahap Usia
|
Krisis Psikososial
|
Lingkungan Sosial Utama
|
Modalities Psikososial
|
Virtue Psikososial
|
Meladaption & Malignancied
|
|
I (0-1) bayi
|
Trust vs mistrust
|
Ibu
|
Mengambil, mengembalikan
|
Harapan, kepercayaan
|
Sensory Distortion Withdrawal
|
|
II (2-3) awal anak
|
Autonomy vs shame, adoubt
|
Orangtua
|
Mempertahankan, merelakan
|
Keinginan, penentuan
|
Impulsivity Compulsion
|
|
III ((3-6) prasekolah
|
Initiative vs guilt
|
Keluarga
|
Bermain
|
Kegunaan, keberanian
|
Ruthlessness Inhibition
|
|
IV (7-12) anak usia sekolah
|
Industry vs Isolation
|
Tetangga dan sekolah
|
Melengkapi, membuat sesuatu bersama
|
Kompetensi
|
Narrow Virtuosity Inertia
|
|
V (12-18) remaja
|
Ego identity vs role confusion
|
Teman sebaya, role models
|
Menjadi diri sendiri
|
Ketaatan, kesetiaan
|
Fanacitism, Repudiation
|
|
VI (20) dewasa awal
|
Intimacy vs Isolation
|
Partner, teman
|
Kehilangan dan menemukan diri dalam orang lain
|
Cinta
|
Promiseuty Exclusivity
|
|
VII (20-50) dewasa madya
|
Generativity vs self absorption
|
Rumah tangga, teman kerja
|
Ikin suatu hal terjadi, menjaga
|
Kepedulian
|
Overextension, penolakan
|
|
VIII (50) usia tua
|
Integrity vs despair
|
Kehidupan manusia
|
To be, through having been, to
face not being
|
Kebijaksanaan
|
Kesombongan, putus asa
|
Dalam teori
perkembangan psikososial Erikson, terdapat delapan tahapan, yakni :
- Tahapan pertama atau tingkat infancy (oral)
Pada tahapan ini, seorang anak akan belajar
mempercayai tanpa menghapus rasa curiga. Anak tersebut percaya akan merasa aman
dalam lindungan orang tuanya. Tapi dalam kenyataannya, sangat banyak orang tua
yang terlalu melindungi anaknya sehingga anak tersebut akan bimbang dan menjadi
“malignant tendecy of with drawal”.
- Tahapan kedua atau tingkat anal muscular
Dalam tahap ini, kita wajib diberikan kesabaran dan
toleransi dalam membantu anak dan hal tersebut akan membantu perkembangan anak.
Anak akan menyeimbangkan kebebasannya dengan rasa malu dan ragu.
- Tahapan ketiga atau tingkat genital locomotor
Dalam tahap ini, seorang anak akan belajar untuk
berinisiatif tanpa terlalu banyak merasa bersalah. Terkadang banyak orang salah
persepsi dan menyebut anak tersebut dengan sebutan “anak nakal”. Pada tahapan
ini, anak tersebut akan memiliki banyak inisistif dan ide, bahkan berusaha
untuk mengubah sesuatu menjadi kenyataan.
- Tahapan keempat atau tingkat latensi
Pada tahapan ini, seorang anak akan belajar memasuki
dunia pendidikan formal. Ia harus mengendalikan rasa imajinasi dan menggantinya
dengan pendidikan, tetapi tidak sepenihnya imajinasi tersebut akan hilang.
- Tahapan kelima atau tingkat remaja
Dimulai dengan pubertas dan mencari jati diri untuk
menghindari kebingungan ialah tahap pada tahapan ini. Bila remaja berhasil pada
tahap ini, maka akan menemukan tujuan yang oleh Erikson disebut dengan
kesetiaan.
- Tahapan Keenam atau tingkat dewasa muda
Penyakit yang terdapat dalam tahapan ini ialah
keterasingan, yaitu kecenderungan untuk mengisolasi diri dari semua, dari
cinta, dari pertemanan dan dari komunitas. Pada tahapan ini, seorang individu
akan memiliki kemampuan untuk menjadi lebih dekat dengan orang lain, seperti
kekasih, teman, sahabat.
- Tahapan ketujuh atau tingkat dewasa madya
Pada tahap ini, individu tersebut akan mengelola
keseimbangan antara kegairahan hidup dengan kejenuhan. Jika ia berhasil pada
tahap ini, maka ia akan memiliki kemampuan untuk perduli pada orang lain yang
membantunya melewati masa hidupnya.
- Tahapan kedelapan
Erikson menyatakan bahwa individu yang mencapai tahap
ini ialah baik, apabila mencapainya diperkirakan perkembangan individu itu akan
terhambat oleh masalah yang baru. Biasanya, tahapan ini terjadi ketika
anak-anak mereka sudah meninggalkan rumah dan tidak tinggal bersama lagi dengan
mereka. Pada tahap ini pula, individu tersebut akan mengembangkan integritas
ego dengan jumlah keputus-asaan yang seminimal mungkin.
Enam pokok pikiran yang dapat dipakai untuk memahami
teori perkembangan psikososial Erikson, ialah :
- Prinsip epigenetik
- Interaksi bertentangan
- Kekuatan ego
- Aspek somatis
- Konflik dan peristiwa pancaragam (multiplicyti of conflict and event)
- Krisis identitas
B.
Perkembangan
Sosial
Pengertian
perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang dibangun oleh seseorang
dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan interaksi anak dengan
orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat
secara luas. Perkembangan sosial adalah proses belajar mengenal normal dan
peraturan dalam sebuah komunitas. Manusia akan selalu hidup dalam kelompok,
sehingga perkembangan sosial adalah mutlak bagi setiap orang untuk di pelajari,
beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan
emosional adalah luapan perasaan ketiak anak berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat
dipisahkan. Dengan kata lain membahas perkembangan sosial harus melibatkan
emosional.
Pengertian perkembangan sosial menurut beberapa ahli
Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan formasi
pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya
kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.Menurut
Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang dalam
bersikap atau tata cara perilakunya dalam berinteraksi dengan unsur sosialisasi
di masyarakat.
Singgih D
Gunarsah, perkembangan sosial merupakan kegiatan manusia sejak lahir, dewasa,
sampai akhir hidupnya akan terus melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan
sosialnya yang menyangkut norma-norma dan sosial budaya masyarakatnya.Abu
Ahmadi, berpendapat bahwa perkembangan sosial telah dimulai sejak manusia itu
lahir. Sebagai contoh, anak menangis saat dilahirkan, atau anak tersenyum saat
disapa. Hal ini membuktikan adanya interaksi sosial antara anak dan
lingkungannya.
Jadi, dapat
diartikan bahwa perkembangan sosial akan menekankan perhatiannya kepada
pertumbuhan yang bersifat progresif. Seorang individu yang lebih besar tidak
bersifat statis dalam pergaulannya, karena dirangsang oleh lingkungan sosial,
adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan kelompok dimana ia sebagai salah satu
anggota kelompoknya.
Teori
perkembangan sosial merupakan salah satu teori dalam psikologi yang di
aplikasikan dalam hubungan sosial. Sehingga teori perkembangan sosial tidak
lepas dari kajian individu dengan lingkungan sosialnya. Banyak teori
perkembangan sosial yang populer saat ini, seperti perkembangan seksual Erick
Erickson, Perkembangan sosial Lev Vygotsky, perkembangan sosial Albert Bandura,
Perkembangan sosial Jean Piaget dan beberapa ahli lannnya yang mengemukakan
teori perkembangan sosial.
Yang perlu
di catat bahwa, teori perkembangan sosial, oleh para ahli selalu di kaitkan
dengan perkembangan lainnya, yang menjadi latar kajian para ahli. Seperti psikososial
Erick Erikson (antara psikologis dan sosial, latarnya adalah psikoanalisa),
perkembangan sosial learning oleh Albert bandura (antara belajar dan
sosialisasi, latarnya adalah psikologi kognitif) dan lain-lain. Pada ulasan
ini, kita akan membahas secara rinci perkembangan sosial dari Erick Erickson.
Erik Erikson sangat terkenal dengan tulisannya di bidang psikologi
perkembangan. Dengan latar belakang kajiannya adalah psikoanalisa, dia
mengemukakan sebuah teori sosial dengan nama psikososial. Dia mengembangkan
teori yang disebut teori perkembangan psikososial dimana ia membagi tahap-tahap
perkembangan manusia menjadi delapan tahapan. Teori pekembangan psikososial ini
mulai dari bayi hingga lanjut usia (life span). Jadi teori psikososial
merupakan teori yang lengkap membahas perkembangan dalam semua rentang
kehidupan.
Berikut ini
terori perkembangan sosial menurut Erik Erikson yang tergambar pada tahap-tahap
perkembangan sebagai berikut:
|
Umur
|
Fase Perkembangan
|
Perkembangan Perilaku
|
|
0 – 1
|
Trust vs Mistrust
|
Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya
diri kepada orang lain, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan
pelukan.
|
|
2 – 3
|
Autonomy vs Shame
|
Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan
anak atau masa “nakalnya”. Namun kenakalannya tidak dapat dicegah begitu
saja, karena tahap ini anak sedang mengembangkan kemampuan motorik dan
mental, sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat
untukmengembangkan motorik dan mental. Pada saat ini anak sangat terpengaruh
oleh orang-orang penting disekitarnya, misal orang tua atau guru.
|
|
4 – 5
|
Inisiative vs Guilt
|
Mereka banyak bertanya dalam segala hal, sehingga
terkesan cerewet. Mereka juga mengalami perngembangan inisiatif/ide, sampai
pada hal-hal yang berbau fantasi.
|
|
6 – 11
|
Indusstry vs Inferiority
|
Mereka sudah bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah
dan termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk
kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
|
|
12 -18/20
|
Ego-identity vs Role on fusion
|
Tahap ini manusia ingin mencari identitas dirinya.
Anak yang sudah beranjak menjadi remaja mulai ingin tampil memegang
peran-peran sosial di masyarakat. Namun masih belum bisa mengatur dan
memisahkan tugas dalam peran yang berbeda.
|
|
18/19 – 30
|
Intimacy vs Isolation
|
Memasuki tahap ini manusia sudah mulai siap
menjalani hubungan intim dengan orang lain, membangun bahtera rumah tangga
bersama calon pilihannya
|
|
31 – 60
|
Generation vs Stagnation
|
Tahap ini ditandai dengan munculnya kepedulian yang
tulus terhadap sesama. Tahap ini terjadi saat seseorang telah memasuki usia
dewasa
|
|
60 ke atas
|
Ego Integrity vs putus asa
|
Masa ini dimulai pada usia 60-an, masa dimana
manusia mulai mengembangkan integritas dirinya.
|
Kita melihat dalam teori pekembangan sosial dari Erick Erickson membahas
dua sisi perkembangan yaitu, perkembangan yang mengalami kesempurnaan dan
perkembangan yang mengalami hambatan. Dua sisi perkembagan ini disajikan dalam
usia tertentu, untuk melihat apakah seseorang sudah sukses melewati fase
perkembangan tertentu atau belum.
C. Perkembangan Emosi
Emosi adalah warna efektif yang kuat
dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pada saat terjadi emosi seringkali
terjadi perubahan-perubahan pada fisik, anatar lain berupa: peredaran darah
akan bertambah cepat bila marah, pupil mata membesar bila marah, bulu roma
berdiri bila takut, dan lain sebagainya.
Berikut ini
akan dibahas beberapa kondisi emosional.
- Cinta/Kasih sayang
Faktor
penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya untuk mencintai orang lain
dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang lain. Kemampuan untuk
menerima cinta sama pentingnya dengan kemampuan untuk memberinya.
Walaupun
para remaja sudah banyak yang bergerak ke dalam dunia bebas, tetapi dalam
dirinya masih terdapat sifat kanak-kanaknya. Remaja membutuhkan kasih sayang
dari orang tua di rumah yang sama banyaknya dengan apa yang mereka alami pada
tahun-tahun sebelumnya.
Kebutuhan
untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupan
kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Para remaja
yang berontak secara terang-terangan, nakal, dan mempunyai sikap permusuhan
yang besar kemungkinannya disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai
yang tidak disadari.
- Gembira
Individu
pada umumnya dapat mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang menyenangkan
yang menyenangkan tersebut kita agaknya mempunyai cerita yang panjang dan
lengkap tentang apa yang terjadi dalam perkembangan emosional remaja.
Rasa gembira
akan dialami apabila segala sesuatunya berlangsung dengan baik dan para remaja
akan mengalami kegembiraan jika ia diterima sebagai seorang sahabat atau bila
ia jatuh cinta dan cintanya itu mendapat sambutan (diterima) oleh yang
dicintai.
- Kemarahan dan Permusuhan
Rasa marah
merupakan gejala yang penting diantara emosi-emosi yang memainkan peranan yang
menonjol dalam perkembangan kepribadian. Rasa marah juga penting dalam
kehidupan, karena rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan
pemilikan minat-minatnya sendiri.
Kondisi-kondisi
yang menyebabkan timbulnya rasa marah kurang lebih sama, tetapi ada beberapa
perubahan sehubungan dengan pertambahan umurnya dan kondisi-kondisi tertentu
yang menimbulkan rasa marah atau meningkatnya penguasaan kendali emosional.
- Ketakutan dan Kecemasan
Menjelang
balita mencapai masa anak-anak, kemudian masa remaja, dia telah mengalami
serangkaian perkembangan panjang yang mempengaruhi pasang surut berkenaan
dengan rasa ketakutannya. Beberapa rasa takut sudah teratasi, tetapi masih
banyak yang tetap ada. Banyak ketakutan-ketakutan baru muncul karena adanya
kecemasan-kecemasan – kecemasan dan rasa berani yang bersamaan dengan
perkembangan remaja itu sendiri.
Semua remaja
sedikit banyak takut terhadap waktu. Beberapa di antara mereeka merasa takut
hanya pada kejadian-kejadian bila mereka dalam bahaya. Beberapa orang mengalami
rasa takut secara berulang-ulang dengan kejadiian dalam kehidupan sehari-hari,
atau karena mimpi-mimpi, atau karena pikiran-pikiran mereka sendiri. Beberapa
orang dapat mengalami rasa takut sampai berhari-hari bahkan sampai
berminggu-minggu.
Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa,
seringkali berusaha untuk mengatasi ketakutan-ketakutan yang timbul dari
persoalan-persoalan kehidupan. Tidak ada seorang pun yang menerjunkan dirinya
dalam kehidupan dapat tanpa rasa takut adalah menyerah terhadap rasa takut,
seperti terjadi bila seseorang begitu takut sehingga ia tidak berani mencapai
apa ada sekarang atau masa depan yang tidak menentu.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Perkembangan Emosi
Dalam
sejumlah penelitian, perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan
faktor belajar. Kedua faktor itu terjalin erat satu sama lain dan
akan mempengaruhi perkembangan intelektual. Hal itu akan menghasilkan suatu
kemampuan berpikir kritis, mengingat, dan menghafal. Selain itu, individu akan
menjadi reaktif terhadap rangsangan.
Dalam faktor
belajar, terdapat metode-metode yang menunjang perkembangan emosi. Diantaranya
:
- Belajar dengan coba-coba
Anak belajar
dengan coba-coba untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang
dapat memberikan kepuasan sedikit atau bahkan tidak memberikan kepuasan.
- Belajar dengan cara meniru
Dengan cara
meniru dan mengamati hal-hal yang dapat membangkitkan emosi orang lain.
- Belajar dengan cara mempersamakan diri
Anak akan
menirukan reaksi emosional orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional
yang kuat.
- Belajar melalui pengondisian
Objek atau
situasi yang mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian berhasil melalui
metode asosiasi.
- Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Anak
diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang. Dapat
melalui pelatihan maupun yang lainnya.
Banyak
kondisi sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam
hubungannya dengan orang lain yang membawa perubahan untuk menyatakan emosi.
Orang tua dan guru berhak menyadari perubahan ekspresi ini karena tidak berarti
emosi tidak lagi berperan dalam kehidupan mereka. Mereka juga tetap membutuhkan
rangsangan dan respons untuk mengembangkan pengalaman dan kemampuannya.
Bertambahnya umur juga akan berpengaruh signifikan terhadap perubahan irama
emosional. Terutama faktor pengetahuan dan pengalaman.
D. Perkembangan Psikoseksual
Menurut Sigmund Freud (1856-1939)
fase-fase perkembangan individu didorong oleh energi psikis yang disebut libido.
Libido ini merupakan energi yang bersifat seksual (diartikan secara luas sebagi
dorongan kehidupan) dan sudah ada sejak bayi. Setiap tahap perkembangan
ditandai dengan berfungsinya dengan dorongan-dorongan tersebut pada daerah
tubuh tertentu. Freud membagi perkembangan menjadi 5 fase, yaitu :
1. Fase Oral
(0-1 tahun). Anak memperoleh kepuasan dan kenikmatan yang bersumber pada
mulutnya. Hubungan sosial lebih bersifat fisik, seperti makan atau minum susu.
Obejek sosial terdekat adalah ibu, terutama saat menetek. Bila anak tidak
menyusu pada ibunya, ia memperoleh kepuasan oral dengan memasukkan jari-jari
tangannyake mulut.
2. Fase anal
(1-3 tahun). Pada fase ini pusat kenikmatannya terletak di daerah anus,
terutama saat buang air besar. Inilah saat yang paling tepat untuk mengajar
disiplin pada anak (termasuk toilet training). Pada masa ini anak
sudah menjadi individu yang mampu bertangung jawab atas beberapa kegiatan
tertentu.
3. Fase Falik
(3-5 tahun). Anak memindahkannya pusat kepuasan pada daerah kelamin. Anak mulai
tertarik pada perbedaan anatomis antara laki-laki dan perempuan. Ibu menjadi
tokoh yang memberikan kasih sayang perlindungan (rasa aman) dan tempat mengadu
menghadapi persoalan. Pada anak laki-laki keterdekatan pada ibunya menimbulkan
gairah seksual dan perasaan cinta yang disebut Oedipus Kompleks.
Tapi perasaan ini terhalang dengan adanya tokoh ayah. Kompleks ini kemudian
diikuti oleh kecemasan kastrasi (takut dipotong alat
kelaminnya) sehingga menimbulkan perilaku menurut dan meniru tindak-tanduk
saingannya. Konflik ini terpecahkan bila anak sudah dapat menerima, menyukai,
dan mengagumi saingannya sehingga menjadi model dari perilakunya (ego ideal).
4. Fase Laten
(5-12 tahun). Ini adalah masa tenang, walau anak mengalami perkembangan pesat
pada aspek motorik dan kognitif. Kecemasan dan ketakutan yang timbul pada
masa-masa sebelumnya ditekan (repressed). Anak laki-laki lebih banyak
bergaul dengan teman sejenis, demikian pila wanita. Oleh karena itu, fase ini
disebut juga fase homoseksual alamiah. Anak mencari figur ideal diantara orang
dewasa berjenis kelamin sama dengannya.
Fase Genital
(12 tahun ke atas). Alat-alat reproduksi sudah mulai masak, pusat kepuasannya
berada pada daerah kelamin. Energi psikis (libido) diarahkan untuk
hubungan-hubungan heteroseksual. Rasa cintanya pada anggota
keluarga dialihkan pada orang lain yang berlawan jenis. Pengalaman-pengalaman
di masa lalu menjadi bekal yang amat berpengaruh pada remaja yang sedang
menapak ke dunia dewasa, dunia karir, dan dunia rumah tangga.
BAB III
PENUTUP
A.
Penutup
Erikson
mengatakan bahwa perkembangan memiliki prinsip epigenetik, yaitu kehidupan
organisme yang baru itu berkembang dari sumber yang memiliki identitas yang
tidak berbda dengan organisme yang baru dan perkembangannya pun bertahap.
Pengertian
perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang dibangun oleh seseorang
dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan interaksi anak dengan
orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat
secara luas. Perkembangan sosial adalah proses belajar mengenal normal dan
peraturan dalam sebuah komunitas.
Emosi adalah warna efektif yang kuat
dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Pada saat terjadi emosi seringkali
terjadi perubahan-perubahan pada fisik, anatar lain berupa: peredaran darah
akan bertambah cepat bila marah, pupil mata membesar bila marah, bulu roma
berdiri bila takut, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology. New Jersey:
Prentice Halln
Gunarsa, Singgih D.
1982. Dasar Teori dan Perkembangan Anak.
Jakarta: Gunung Mulia
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2013/03/pengertian-teoriperkembangan.html diakses 20 Januari 2014
http://formapsi-unmul.blogspot.com/2012/10/teori-psikososial-erikson-makalah.html diakses 20 Januari 2014
Komentar
Posting Komentar