Contoh Makalah Isim Maf'ul
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur
Alhamdulillah bahwasannya penulis telah dapat menyelesaikan makalah Qiroatul
Kutub. Dan tak lupa pula mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW, di mana beliau yang membawa perubahan yang begitu besar bagi kehidupan
ini. Walaupun tak sedikit hambatan yang kami hadapi, tiada daya dan upaya
kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah barang
tentu makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan belum di katakan sempurna
karena keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun dan semua pihak yang penulis harapkan agar dalam pembuatan
makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Brebes, 10 Maret 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isim Maf’ul............................................................................................ 4
B. Bentuk-bentuk Isim Maf’ul..................................................................................... 4
C. I’rab Isim Maf’ul..................................................................................................... 5
D. Amalnya Isim Maf’ul.............................................................................................. 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai seorang muslim kita tahu
bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang dipakai dalam Al Qur’an dan Al Hadist.
Kita juga tahu bahwa Al Qur’an dan Al Hadist merupakan sumber ajaran agama
islam yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menuntun manusia menuju
arah keselamatan. Artinya sudah seharusnya kita sebagai muslim mengkaji dan
memahami benar ajaran agama islam tersebut jika kita ingin mend apatkan
keselamatan baik didunia maupun diakhirat nanti.
Untuk bisa mempelajari dan memahami
Al Qur’an diperlukan sebuah ilmu ( Shorof dan Nahwu) tentunya banyak sekali dan
sangat luas pembahasan dalam ilmu nahwu dan sharf. Salah satunya yaitu isim
maf’ul, di dalam isim maf’ul telah diajarkan untuk mencari objek yang di
maksudkan oleh si penutur, dan masih banyak lagi pembahasan mengenai isim
maf’ul. Selain itu ilmu nahwu dan sharf juga erat kaitannya mengenai penafsiran
tiap kata dalam Al Qur’an ataupun dalam Al Hadist sehingga maksud dan tujuan –
Nya bisa kita pahami.
Makalah yang
disusun ini, memaparkan isim maf’ul dan disajikan secara sistematis dengan
menggunakan bahasa yang sederhana, guna memudahkan para pembaca memahaminya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil latar belakang
di atas maka penulis memaparkan beberapa rumusan masalah yaitu:
1.
Apa yang di maksud isim maf’ul?
2.
Apa saja wazan-wazan isim maf’ul?
3.
Bagaimana pengamalan isim maf’ul?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui pengertian dari isim maf’ul
2.
Mengetahui wazan-wazan isim maf’ul
3.
Mengetahui pengamalan isim maful
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Isim Maf’ul
Isim maf’ul
adalah kata benda dari fi’il mabni lil majhul untuk menunjukkan kepada
pihak yang dikenai fi’il (pekerjaan).
Contoh: الدرس يكتب
فالدرس مكتوب
(Pelajaran di tulis, maka pelajaran itu sesuatu yang ditulis).
Maka kata مكتوب di ambil dari fi’il mabni lil
majhul يكتب dan menunjukkan kepada pihak
yang dikenai fi’il.[1]
B.
Bentuk-bentuk Isim Maf’ul
a.
Dari Fi’il 3 Huruf
Isim maf’ul dari fi’il 3 huruf dibentuk dengan wazan (مفعول).
Contoh:
نقل الخبر فالخبر منقول
Berita itu telah dinukil, maka berita itu sesuatu yang dinukil.
-Apabila fi’il tsulasi huruf tengahnya adalah huruf ilat alif,
yang asalnya alif adalah ya`, seperti عاب, باع , dan شاد, maka isim maf’ulnya menjadi معيب, مبيع dan مشيد.
-Apabila fi’il tsulasi huruf tengahnya adalah huruf illat alif
asalnya wau, misalnya لام dan صان, maka
isim maf’ulnya menjadi ملوم dan مصون.
-Apabila fi’il tsulasi huruf akhirnya adalah huruf illat alif
yang asalnya ya`, misalnya رمى dan بنى, maka isim maf’ulnya menjadi مرمي dan مبني.
-Apabila fi’il tsulasi huruf akhirnya adalah huruf illat alif
yang asalnya wawu, misalnya رجا dan دعا, maka
isim maf’ulnya menjadi مرجو dan مدعو.
-Terkadang isim maf’ul bagi sebagian fi’il tsulasi berwazan (فعيل) sebagai ganti dari (مفعول). Contoh: قتيل dan جريح (sebagai
ganti dari مقتول dan مجروح). Isim tersebut sama dalam hal mudzakkar
dan muannats, maka kita katakan:
رجول قتيل وامرأة قتيل
Lelaki yang terbunuh dan wanita yang terbunuh.[2]
b.
Dari Fi’il lebih dari 3 huruf
Isim maf’ul dari fi’il lebih dari tiga huruf dibentuk atas wazan mudhari
dengan mengganti huruf mudhoro’ahnya menjadi mim yang di dhommah dan
huruf sebelum akhir di fathah.
قدر» مغلق
مقدر«أغلق
روعي
» مراعى
أستخرج » مستخرج
C.
I’rab Isim Maf’ul
Isim maf’ul digunakan dalam bentuk
mufrod, mutsanna dan jama` bersamaan dengan mudzakkar dan muannats. Di I’rab
sesuai kedudukan dalam kalimat.
Contoh:
إن الأبواب
مغلقة
Sesungguhnya pintu-pintu itu
terkunci.
( مغلقة adalah khabar inna marfu`
dengan dhammah)
D.
Amalnnya Isim Maf’ul
Isim maf’ul bisa berupa salah satu dari dua
kemungkinan:[3]
1. Kosong dari makna sebagai objek
fi’il. Pada kondisi ini isim maf’ul tidak beramal seperti amalnya fi’il.
Contoh:
أنظر إلى المستقبل – هذا الطالب محبوب – الرجل المشقف يعجبوني
Lihat kepada yang akan datang –
pelajar ini dicintai – aku mengagumkan pria yang terdidik itu.
(isim maf’ul pada contoh-contoh
tersebut tidak menunjukkan kepada objek fi’il tetapi hanya menunjukkan kepada
isim atau sifat).
2. Menunjukan kepada objek fi’il (yaitu
terletak pada posisinya fi’il mabni lil majhul). Pada kondisi seperti
ini isim maf’ul beramal seperti amalnya fi’il mabni majhul,
merafakan naibul fa’il dan menasabkan maful bih. Hal tersebut
tidak terjadi kecuali pada dua kondisi berikut ini:
a. Isim maf’ul diberi (ال) (bermaknaالتي, الذي dst) dan diiringi oleh kata
yang menjadi naibul fa’il atau maf’ul bih, seandainya kita letakkan fi’il
mabni lil majhul pada posisi isim maf’ul.
Contoh:
عدل تاريخ
المؤتمر المقرر عقده بالقاهرة
Waktu muktamar yang ditetapkan
pelaksanaannya di Kairo telah diputuskan
(عقد:Naibul fa’il bagi isim maf’ul (المقرر) karena isim maf’ul diberi (ال) dan setelahnya disebutkan
naibul fa’il, bisa kita katakan:
عدل تاريخ
المؤتمر المقرر عقده......الخ
b. Kosong dari (ال). Disyaratkan untuk mengamalkan
isim maf’ul pada kondisi seperti ini, harus menunjukkan makna sekarang atau
akan datang (yaitu bisa kita letakkan pada posisinya dengan fi’il mudhari) dan
harus bertopang kepada sesuatu sebelumnya, missal terletak setelah nafi`,
istifham, mubtada`, atau maushuf.
Contoh:
الفائز معطى
جائزة
Yang menang itu diberi hadiah
(جائزة: Maf’ul bih bagi isim maf’ul (معطى) karena kosong dari (ال) dan menunjukkan kepada waktu
sekarang atau yang akan datang serta bertopang dengan mubtada).
Demikianlah, apabila isim maf’ul
kosong dari (ال)
dan menunjukkan kepada masa lampau, atau menunjukkan kepada masa sekarang atau
yang akan datang tetapi tidak dipotong oleh nafi, istifham, mubtada` atau
maushuf, maka isim maf’ul tidak beramal seperti amalnya fi’il. Isim yang
setelahnya majrur sebagai mudhaf ilaih.
Contoh:
بات العدو
مكسور الجناح
Musuh itu sayapnya menjadi patah.
(الجناح: Mudhaf ilaih majrur)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Isim maf’ul adalah kata benda dari fi’il
mabni lil majhul untuk menunjukkan kepada pihak yang dikenai fi’il
(pekerjaan).
2. Isim maf’ul bisa dibentuk dari fi’il 3
huruf dibentuk dengan wazan (مفعول)
dan bisa juga dibentuk lebih dari 3 huruf yaitu dengan cara mengganti
huruf mudhoro’ahnya menjadi mim yang di dhommah dan huruf sebelum akhir
di fathah.
3.
I’rab isim maf’ul yaitu digunakan dalam bentuk mufrod,
mutsanna dan jama` bersamaan dengan mudzakkar dan muannats. Di I’rab sesuai
kedudukan dalam kalimat.
4. Amalnya isim maf’ul ada 2
kemungkinan
-
Kosong dari
makna sebagai objek fi’il. Pada kondisi ini isim maf’ul tidak beramal seperti
amalnya fi’il.
-
Menunjukan
kepada objek fi’il (yaitu terletak pada posisinya fi’il mabni lil majhul).
Pada kondisi seperti ini isim maf’ul
beramal seperti amalnya fi’il mabni majhul, merafakan naibul
fa’il dan menasabkan maful
bih.
DAFTAR PUSTAKA
-
Hakim, Taufiqul. Amtsilati Metode Praktis Mendalami
Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning, (Jepara: Al-Falah Offset, 2003).
-
Anwar, Moch. Ilmu Sharaf Terjemahan Matan Kailani
dan Nazham Al-Maqsud berikut Penjelasannya, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
1996).
-
Al-Mutarjim,Abu Ahmad. Terjemah Kitab Mulakhos Juz 2 Qowa`id
al-Lughah al-Arabiyah karya Fuadi Ni`mah, (terjemahmulakhos.wordpress.com
2015). Di download pada hari Senin, 23 Januari 2017 melalui link http://nastain707.blogspot.co.id/2015/12/terjemahan-mulakhos-pdf.html.
[1] Taufiqul Hakim, Amtsilati Metode Praktis Mendalami Al-Qur’an dan
Membaca Kitab Kuning, (Jepara: Al-Falah Offset, 2003), h. 30.
[2] Moch. Anwar, Ilmu Sharaf Terjemahan Matan Kailani dan Nazham Al-Maqsud
berikut Penjelasannya, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996), h. 52.
[3] Abu Ahmad Al-Mutarjim, Terjemah Kitab Mulakhos Juz 2 Qowa`id al-Lughah
al-Arabiyah karya Fuadi Ni`mah, (terjemahmulakhos.wordpress.com 2015). h.
65. di download pada hari Senin, 23 Januari 2017 melalui link http://nastain707.blogspot.co.id/2015/12/terjemahan-mulakhos-pdf.html.
Komentar
Posting Komentar